DEMOKRASI DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT, UNTUK RAKYAT

DEMOKRASI DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT, UNTUK RAKYAT


Mungkin semua rakyat indonesia pernah mengenal kalimat diatas atau mungkin pernah mengucapkan kalimat tersebut. Namun banyak rakyat Indonesia tidak mengetahui makna dari kalimat itu sehingga rakyat indonesia dibodohin oleh oknum-oknum tertentu dalam pelaksanaan demokrasi tersebut.

Berikut saya selaku salah satu orang yang telah dibodohin saat ini dan telah menjadi orang bodoh, ingin menguraikan kalimat tersebut menurut pemahaman saya melalui tulisan ini secara satu persatu.

DEMOKRASI

Demokrasi diciptakan supaya rakyat memperoleh seorang pemimpin yang baik, pemimpin yang mendengarkan aspirasi rakyat, pemimpin yang bekerja untuk rakyat. Namun saat ini banyak kesilapan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin rakyat, mungkin ini karena pemimpin tersebut telah lupa dan tidak menyadari akan judul utama dari tulisan ini.

DARI RAKYAT

Seorang pemimpin dipilih dari rakyat itu sendiri artinya dia merupakan bagian dari rakyat itu. Di zaman sekarang ini banyak pemimpin tidak menyadari akan hal ini. Seandainya dia (seorang pemimpin) menyadari maka dia tidak akan melakukan hal-hal yang dapat menghancurkan dirinya yang sekaligus merangkap sebagai rakyat. Seharusnya dia mengerti bagaimana keadaan, penderitaan, dan apa yang dirasakan olehnya (rakyat). Tapi kenyataannya dia tidak peduli akan keadaannya. Bahkan dia rela merusak bagian dari dirinya.

OLEH RAKYAT

Seorang pemimpin seharusnya menyadari kalo dia dipilih oleh rakyat. Artinya dia juga dipilih oleh dirinya sendiri. Buktinya dia memiliki hak pilih yang sama dengan rakyat. Untuk itu sudah seharusnya dia membuat dirinya menjadi yang terbaik karena pada dasarnya kita memilih pasti memilih yang terbaik.

UNTUK RAKYAT

Karena dia telah dipilih, maka sudah seharusnya dia bekerja untuk rakyat artinya dia juga bekerja untuk dirinya sendiri. Seandainya dia menyadari hal ini maka dia akan bekerja secara baik. Karena pada dasarnya kita menginginkan sesuatu itu dikerjakan dengan baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kalo rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan yang berdemokrasi. Artinya rakyat dapat memberikan sanksi kepada orang yang telah dipilihnya apabila dia tidak menuruti segala keinginan rakyat yang telah memilihnya dalam mengatur suatu kebijakan, dan lain lain.

Mungkin menurut orang yang tidak berpikir akan mengatakan, ini akan menimbulkan permasalahan yang besar, jika kita menuruti apa yang diminta oleh rakyat. Karena permintaan rakyat suatu daerah dengan daerah lain akan berbeda-beda. Hal ini sangatlah mudah untuk di selesaikan jika para pemimpin menuruti apa yang diajarkan oleh demokrasi tersebut yaitu mengadakan musyawarah apabila ada perselisihan.

Dalam suatu musyawarah akan sangat mustahil untuk menghadirkan seluruh rakyat dari seluruh pelosok negeri untuk berkumpul dalam suatu ruangan. Untuk itu perlu dilakukan yang namanya PEMILIHAN.

Secara logika, pemilihan itu dilakukan untuk mencari seseorang yang akan mewakili seluruh rakyat disuatu daerah dalam suatu musyawarah. Setelah itu, dia akan membawa asprasi kita ke tingkat musyawarah yang lebih tinggi.

Namun kenyataannya, para pemimpin atau wakil rakyat tidak pernah melakukan musyawarah dengan rakyat untuk membahas suatu kebijakan. Mereka hanya mengambil sesuatu kebijakan berdasarkan apa yang ada dalam pikirannya saja. Mengapa saya katakan demikian? Karena saya lihat tidak ada seorangpun wakil rakyat atau pemimpin yang berdiskusi langsung dengan rakyat kecil dalam membahas suatu kebijakan.

Mereka hanya melakukan diskusi atau musyawarah dengan rakyat apabila mereka di undang dalam suatu diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan oleh suatu lembaga maupun organisasi tertentu. Itupun bukan untuk membahas suatu kebijakan yang akan diambil tetapi membahas suatu tema yang dibawakan oleh suatu lembaga atau organisasi tersebut.

Berikut suatu contoh yang akan saya berikan dalam penerapan sistem demokrasi itu.

Misalkan saat ini negara memperoleh sinyal bahwa harga minyak dunia akan segera naik, maka secara otomatis, negara pun harus menaikan harga minyak, ini merupakan pemikiran orang-orang yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang perekonomian. Namun disini kita tidak bisa berberbicara seperti itu karena kita berada di negara yang berdemokrasi. Dalam masalah seperti ini sudah sangat jelas akan terjadi kontroversial, untuk itu diperlukan musyawarah. Langkah pertama yang diambil adalah wakil rakyat melakukan musyawarah mulai dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi.

Mungkin ini akan membutuhkan waktu yang lama, ini bagi orang-orang yang tidak mau berpikir. Bagi orang yang mau berpikir, ini akan sangat mudah karena dia akan berpikir bahwa disetiap daerah memiliki perwakilan. Jadi setiap anggota yang dipilih melalui daerah pemilihan tersebut harus melakukan musyawarah dengan rakyat yang telah memilihnya sekaligus menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan dari masing-masing keputusan, contohnya dampak yang ditimbulkan jika minyak dinaikan dan dampak yang ditimbulkan jika minyak tidak dinaikan. Disini rakyat akan bisa memilih. Saya rasa, jika hal itu dilakukan, maka rakyat tidak akan memilih pilihan yang dapat merugikan dirinya sendiri.

Nah, mungkin sudah agak jelaskan apa yang selama ini kita rasakan jika seorang pemimpin tidak mau kompromi dengan rakyat. Kekacauan dimana-mana, pemberontakan dimana-mana, dan lain lain.

Semoga tulisan ini dapat menjadi cerminan bagi orang-orang yang membacanya. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Demi perbaikan kearah yang lebih baik, saya mengharapkan kritik dan sarannya.
Terima kasih

Keindahan Panorama Aceh

Keindahan Panorama Aceh
Gelombang di Pantai Lhok nga